Rabu, 19 Agustus 2009

HATI

di 8/19/2009 10:34:00 PM 0 komentar
a. Struktur dan Fungsi Hati
Hati di sebut sebagai aLat ekskresi karena menghasilkan empedu. Empedu merupakan hasil perombakan sel-sel darah merah yang teLah tua dan rusak. Hati merupakan organ yang paling besar di daLam tubuh kita, mempunyai berat kurang Lebih 1,5 kg, dan berwarna coklat. Hati terletak dalam rongga perut begian atas sebelah kanan bawah diagfarma.
Selain berfungsi sebagai organ ekskresi, hati juga memiliki beberapa fungsi berikut:
  1. Menyimpan glikogen (gula otot yang merupakan hasil pengubahan dari glukosa karena kerja hormon insulin).
  2. Membentuk dan merombak protein.
  3. menetralkan racun.
  4. Membentuk protrombin (zat yang digunakan daLam pembekuan darah).
  5. Merombak eritrosit (sel darah merah).

b. Kelainan Hati

  1. Penyakit kuning, penyakit yang di tandai: kuLit tubuh kuning pucat, bola mata kuning, dan kuku pada jari tangan serta kaki menjadi kuning. Warna kuning dikarenakan penimbunan bilirubin. Selain itu juga di akibatkan saluran empedunya tersumbat sehingga cairan empedu tidak dapat di alirkan ke daLam usus dua belas jari. Cairan empedu tersebut masuk ke daLam darah sehingga warnah darah menjadi kekuningan. Oleh karena pada seluruh tubuh banyak mengandung pembuluh darah maka tubuh menjadi berwarna kuning pucat.
... Click here to Read More..

Create by me...

di 8/19/2009 02:53:00 PM 0 komentar
... Click here to Read More..

Kamis, 13 Agustus 2009

di 8/13/2009 10:56:00 PM 0 komentar

Press Releases

News Release - IAU0915: Surface features on Titan form like Earth’s, but with a frigid twist

Aug 6, 2009, Rio de Janeiro

Saturn’s haze-enshrouded moon Titan turns out to have much in common with Earth in the way that weather and geology shape its terrain, according to two pieces of research to be presented at the XXVII General Assembly of the International Astronomical Union (IAU) in Rio de Janeiro, Brazil. Wind, rain, volcanoes, tectonics and other Earth-like processes all sculpt features on Titan’s complex and varied surface in an environment more than 100 °C colder on average than Antarctica.

"It is really surprising how closely Titan's surface resembles Earth's," says Rosaly Lopes, a planetary geologist at the Jet Propulsion Laboratory (JPL) in Pasadena, California, who is presenting the results on Friday, 7 August. "In fact, Titan looks more like the Earth than any other body in the Solar System, despite the huge differences in temperature and other environmental conditions."

The joint NASA/ESA/ASI Cassini-Huygens mission has revealed details of Titan's geologically young surface, showing few impact craters, and featuring mountain chains, dunes and even "lakes". The RADAR instrument on the Cassini orbiter has now allowed scientists to image a third of Titan's surface using radar beams that pierce the giant moon's thick, smoggy atmosphere. There is still much terrain to cover, as the aptly named Titan is one of the biggest moons in the Solar System, larger than the planet Mercury and approaching Mars in size.

Titan has long fascinated astronomers as the only moon known to possess a thick atmosphere, and as the only celestial body other than Earth to have stable pools of liquid on its surface. The many lakes that pepper the northern polar latitudes, with a scattering appearing in the south as well, are thought to be filled with liquid hydrocarbons, such as methane and ethane.

"With an average surface temperature hovering around -180 °C, water cannot exist on Titan except as deep-frozen ice as strong as rock," Lopes says. On Titan, methane takes water's place in the hydrological cycle of evaporation and precipitation (rain or snow) and can appear as a gas, a liquid and a solid. Methane rain cuts channels and forms lakes on the surface and causes erosion, helping to erase the meteorite impact craters that pockmark most other rocky worlds, such as our own Moon and the planet Mercury.

Other new research presented at the IAU General Assembly points to current volcanic activity on Titan, but instead of scorching hot magma, scientists think these "cryovolcanoes" eject cold slurries of water-ice and ammonia. Scientists have spotted evidence for these outflows using another Cassini instrument called the Visual and Infrared Mapping Spectrometer (VIMS). This device can gather the infrared light from the Sun that is reflected back by Titan's surface after passing through its atmosphere, giving clues about the identity of the chemical compounds found on Titan's surface.

VIMS had previously detected an area, called Hotei Regio, with a varying infrared signature, suggesting the temporary presence of ammonia frosts that subsequently dissipated or were covered over. Although the ammonia does not stay exposed for long, models show that it exists in Titan's interior, indicating that a process is at work delivering ammonia to the surface. RADAR imaging has indeed found structures that resemble terrestrial volcanoes near the site of suspected ammonia deposition.

At the IAU General Assembly, new infrared images of this region, with ten times the resolution of prior mappings, will be unveiled. "These new results are the next advance in this exploration process," says Robert M. Nelson, a senior research scientist, also at JPL, who presented a result on Wednesday, 5 August. "The images provide further evidence suggesting that cryovolcanism has deposited ammonia onto Titan's surface. It has not escaped our attention that ammonia, in association with methane and nitrogen, the principal species of Titan's atmosphere, closely replicates the environment at the time that life first emerged on Earth. One exciting question is whether Titan's chemical processes today support a prebiotic chemistry similar to that under which life evolved on Earth?"

Yet more terrestrial-type features on Titan include dunes formed by cold winds, and mountain ranges. These mountains might have formed tectonically when Titan's crust compressed as it went into a deep freeze, in contrast to the Earth's crust, which continues to move today, producing earthquakes and rift valleys on our planet.

Many Titan researchers hope to observe Titan with Cassini for long enough to follow a change in seasons. The new image released by JPL accompanying this release shows what appears to be a dried-out lake at Titan's south pole. Lopes thinks that the hydrocarbons there likely evaporated because this hemisphere is experiencing summer. When the seasons change in several years and summer returns to the northern latitudes, the lakes so common there may evaporate and end up pooling in the south.

This IAU General Assembly has personal significance for Lopes, as she was born and raised in Rio de Janeiro. From abroad and on periodic visits back to her home country, Lopes has encouraged young Brazilians to pursue careers in science and technology. "It's wonderful to be back again", Lopes says.


By : Surface

... Click here to Read More..

Kondisi Permukaan TITAN

di 8/13/2009 10:46:00 PM 0 komentar

Titan, bulan Saturnus yang berkabut ini ternyata memiliki banyak kesamaan dengan Bumi terutama dalam hal cuaca dan kondisi geologi yang membentuk tanahnya. Hal ini diungkap dalam presentasi pada XXVIII General Assembly of International Astronomical Union (IAU), di Rio de Janeiro, Brazil. Angin, hujan, gunung api, tektonik dan beragai proses lainnya yang ada di Bumi juga tampak pada permukaan Titan yang beragam dan kompleks.

Mosaik pmetaan permukaan Titan. Kredit : NASA/JPL

Mosaik pemetaan permukaan Titan. Kredit : NASA/JPL

Permukaan Titan ternyata memiliki kemiripan yang sangat dekat dengan Bumi, melebihi benda lainnya yang ada di tata Surya, meskipun ada perbedaan besar pada temperatur dan kondisi lingkungan lainnya.

Misi bersama NASA/ESA/ASI, Cassini-Huygens berhasil mengungkap detil geologi permukaan Titan yang masih muda. Di sana tampak beberapa kawah akibat tumbukan, rantai pegunungan, bukit pasir dan juga “danau”. Instrumen RADAR di orbiter Cassini juga berhasil menembus atmosfer Titan yang tebal dan berkabut, sehingga akan lebih banyak lagi misteri berbagai area di Titan yang dapat diungkap.

Titan memang sudah sejak lama menarik perhatian para peneliti karena ia adalah satu-satunya satelit yang diketahui memiliki atmosfer tebal sekaligus satu-satunya benda langit yang memiliki genangan cairan di permukaan. Danau yang juga ada di daerah kutub utara dan tampak menyebar di kutub selatan ini diperkirakan merupakan cairan hidrokarbon seperti metana dan etana.

Dengan kondisi suhu rata-rata di permukaan Titan yang rendah, yakni 180 derajat Celcius, air akan sangat sulit bertahan di Titan kecuali sebagai es yang sekeras batu karang. Di titan, metana menggantikan peran air dalam siklus hidrologi penguapan dan pengendapan (hujan dan salju) dan akan tampak dalam bentuk gas, cairan maupun benda padat. Hujan metana memotong kanal yang ada dan membentuk danau di permukaan sehingga mengakibatkan terjadinya erosi dan menghilangkan kawah tumbukan meteor.

Penelitian lain yang juga disampaikan dalam IAU GA mengacu pada aktvitas vulkanik di Titan saat ini. Namun bukannya melontarkan magma panas, “cryovolcanoes” (es vulkanik) ini juga melontarkan suspensi dingin dari air es dan amonia. Kondisi ini dideteksi oleh instrumen Visual and Infrared Mapping Spectrometer (VIMS) pada Cassini. VIMS sebelumnya telah mendeteksi area yang disebut Hotel Regio, dan ditemukan juga keberadaan amonia beku yang terselubung. Meskipun amonia tidak terekspos namun pemodelan bisa membuktikan kalau amonia memang ada di bagian dalam Titan, dan mengindikasikan kalau prosesnya memang bekerja untuk menghantarkan amonia ke permukaan. Selain itu RADAR juga menemukan struktur yang mirip dengan gunung api di kebumian di dekat area endapan amonia.

Dalam IAU GA ini, citra inframerah terbaru dari area endapan akan diungkapkan juga. Citra ini memiliki resolusi 10 kali lebih tinggi dari pemetaan saat ini. Citra tersebut akan menunjukkan cryovolcanism telah menyimpan amonia ke permukaan Titan. Tak bisa dipungkiri kalau amonia bersama metana dan nitrogen merupakan komponen peting pada atmosfer Titan dan memiliki kesamaan dengan kondisi linkungan di Bumi saat kehidupan pertma kali muncul.

Pertanyaan menari yang muncul, apakah proses kimiawi di Titan ini mendukung kimia prebiotik di awal evolusi kehidupan di Bumi?

Kondisi kebumian lainnya yang juga terungkap adalah bukit pasir yang terbentuk dari angin dingin serta rantai pegunungan. Rantai pegunungan ini tampatknya terbentuk secara tektonik saat kerak Titan dimampatkan dan menjadi beku. Di Bumi, kerak Bumi terus bergerak dan menghasilkan gempa bumi meretakkan bukit-bukit di planet ini.

Para peneliti Titan berharap mereka akan dapat mengamati titan lebih lama lagi dengan Cassini agar dapat melihat perubahan musim disana. Citra lainnya juga menunjukkan danau yang hampir kering di area kutub selatan, sehingga diperkirakan hidrokarbon di daerah itu tengah mengalami penguapan akibat musim panas. Jika musim berubaha dalam beberapa tahun dan musim panas kembali ke area utara, danau di area tersebut diperkirakan akan mengalami penguapan dan pada akhirnya akan ada genangan di selatan.

Sumber : Langit SeLatan

Sumber : IAU

... Click here to Read More..

Minggu, 09 Agustus 2009

Lukisan Mbah surip

di 8/09/2009 07:56:00 PM 0 komentar
Sahabat dekat Mbah Surip, Cubung Warso Putro, mengaku pernah melukis wajah penyanyi beraliran reggae itu dan menjualnya seharga Rp25 juta pada tahun 2007 silam.

Cubung Warso Putro di Jakarta, Kamis (06/08), mengungkapkan, lukisan tersebut diberi judul Beauty and the Beast. Lukisan itu sendiri dibuatnya tahun 2007 pada saat pelaksanaan Jambore Seni Rupa Nasional ke-12.

"Saya dulu melukis Mbah Surip berdampingan dengan Elsa Sigar, anak dari penyanyi balada Ully Sigar Rusadi. Saat itu memang Elsa dan ibunya sedang mengunjungi Pasar Seni Ancol, di mana keduanya merupakan teman dekat Mbah Surip," kenang Cubung.

Akhirnya Elsa dan Mbah Surip dilukis wajahnya setengah badan. Dan lukisan itu dijual saat acara Jambore Seni Rupa Nasional ke-12 yang diselenggarakan di Pasar Seni Ancol.

"Tidak disangka, wajah unik Mbah Surip tersebut laku dijual oleh seorang kolektor. Saya tidak tahu siapa yang beli saat itu," kata Cubung.

Sementara itu, pada acara Jambore Seni Rupa Nasional ke-14 yang akan diselenggarakan pada Jumat (7/8) mendatang, para pelukis yang dekat dan pernah melukis Mbah Surip, rencananya akan memamerkan lukisan Mbah Surip tersebut.

"Saya juga masih menyimpan lukisan wajah Mbah Surip tahun 2007. Namun lukisan tersebut tidak untuk dijual," ujar Cubung. Alasannya, lukisan tersebut adalah buah karya kolaborasi antara Cubung dengan rekannya, Sudaryono, yang sudah meninggal dua tahun lalu.

"Saya saat itu melukis dengan Mas Daryono, yang ketika itu sedang kritis menderita penyakit kanker tulang," ungkap pelukis aliran surealisme tersebut.

Lukisan kolaborasi keduanya, menceritakan tentang, Umboro Karno dari pewayangan yang mana Mbah Surip dalam lukisan itu menggambarkan raksasa yang baik hati. Sedangkan Sudaryono yang merupakan pelukis beraliran impressionis, menggambar seorang wanita cantik yang ditolong oleh raksasa yang baik hati itu.

Cubung mengatakan, sejumlah teman seniman pelukis pun pernah melukis wajah Mbah Surip. Namun para seniman memberikan hasil karyanya kepada Mbah Surip.

Menurut dia, semua lukisan yang mengambil model Mbah Surip, diserahkan kepada penyanyi dan pencipta lagu fenomenal Tak Gendong tersebut yang telah meninggal dunia beberapa hari lalu itu.

"Mungkin di rumah Mbah Surip di Kampung Artis, banyak lukisan wajah Mbah Surip yang disimpan di sana, sebab setiap selesai melukis, para seniman memberikannya kepada Mbah Surip dan dibawa pulang," terang Cubung, yang mengaku mengenal Mbah Surip sekitar 20 tahun itu.

Selain Cubung, A Ad Sugiarto, juga melukis Mbah Surip saat sedang bermain gitar. Dalam lukisannya yang dibuat tahun 2005 itu, Mbah Surip sedang mengiringi para tamu pesta yang sedang merayakan ulang tahun Cubung.

"Saya melukis berdasarkan apa yang saya lihat. Saat itu, di pasar Seni Ancol, para seniman sedang merayakan ulang tahun Cubung. Di sana Mbah Surip bernyanyi dengan gitarnya, dan diabadikan dengan lukisan suasana pesta tersebut," terang Sugiarto.

Namun saat ditanyai, apakah lukisan tersebut akan dijual. Sugiarto mengatakan, tidak akan menjualnya sebab kenangan dirinya dengan Mbah Surip sangatlah kental.

"Saya ini punya memori dengan Mbah Surip. Setiap kali pulang dari pasar Seni Ancol, pulangnya selalu bersama dengan Mbah Surip," kenangnya.

Banyaknya seniman yang melukis Mbah Surip, sebab penyanyi beraliran reggae itu sudah menjadi ikon dan maskot para pelukis di Pasar Seni Ancol.

Di acara Jambore nanti lukisan-lukisan dengan model Mbah Surip tersebut akan ditampilkan. Para seniman sahabat Mbah Surip pun sangat kehilangan tawa dan canda Mbah Surip setiap acara Jambore yang selalu kedatangan Mbah Surip.

"Biasanya setiap datang dan bertemu pelukis, Mbah Surip selalu mengatakan 'I love you full'," terang Sugiarto. (kpl/npy)
by yahoo ... Click here to Read More..
 

Nurul's blog Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez