Kamis, 13 Agustus 2009

Kondisi Permukaan TITAN

di 8/13/2009 10:46:00 PM

Titan, bulan Saturnus yang berkabut ini ternyata memiliki banyak kesamaan dengan Bumi terutama dalam hal cuaca dan kondisi geologi yang membentuk tanahnya. Hal ini diungkap dalam presentasi pada XXVIII General Assembly of International Astronomical Union (IAU), di Rio de Janeiro, Brazil. Angin, hujan, gunung api, tektonik dan beragai proses lainnya yang ada di Bumi juga tampak pada permukaan Titan yang beragam dan kompleks.

Mosaik pmetaan permukaan Titan. Kredit : NASA/JPL

Mosaik pemetaan permukaan Titan. Kredit : NASA/JPL

Permukaan Titan ternyata memiliki kemiripan yang sangat dekat dengan Bumi, melebihi benda lainnya yang ada di tata Surya, meskipun ada perbedaan besar pada temperatur dan kondisi lingkungan lainnya.

Misi bersama NASA/ESA/ASI, Cassini-Huygens berhasil mengungkap detil geologi permukaan Titan yang masih muda. Di sana tampak beberapa kawah akibat tumbukan, rantai pegunungan, bukit pasir dan juga “danau”. Instrumen RADAR di orbiter Cassini juga berhasil menembus atmosfer Titan yang tebal dan berkabut, sehingga akan lebih banyak lagi misteri berbagai area di Titan yang dapat diungkap.

Titan memang sudah sejak lama menarik perhatian para peneliti karena ia adalah satu-satunya satelit yang diketahui memiliki atmosfer tebal sekaligus satu-satunya benda langit yang memiliki genangan cairan di permukaan. Danau yang juga ada di daerah kutub utara dan tampak menyebar di kutub selatan ini diperkirakan merupakan cairan hidrokarbon seperti metana dan etana.

Dengan kondisi suhu rata-rata di permukaan Titan yang rendah, yakni 180 derajat Celcius, air akan sangat sulit bertahan di Titan kecuali sebagai es yang sekeras batu karang. Di titan, metana menggantikan peran air dalam siklus hidrologi penguapan dan pengendapan (hujan dan salju) dan akan tampak dalam bentuk gas, cairan maupun benda padat. Hujan metana memotong kanal yang ada dan membentuk danau di permukaan sehingga mengakibatkan terjadinya erosi dan menghilangkan kawah tumbukan meteor.

Penelitian lain yang juga disampaikan dalam IAU GA mengacu pada aktvitas vulkanik di Titan saat ini. Namun bukannya melontarkan magma panas, “cryovolcanoes” (es vulkanik) ini juga melontarkan suspensi dingin dari air es dan amonia. Kondisi ini dideteksi oleh instrumen Visual and Infrared Mapping Spectrometer (VIMS) pada Cassini. VIMS sebelumnya telah mendeteksi area yang disebut Hotel Regio, dan ditemukan juga keberadaan amonia beku yang terselubung. Meskipun amonia tidak terekspos namun pemodelan bisa membuktikan kalau amonia memang ada di bagian dalam Titan, dan mengindikasikan kalau prosesnya memang bekerja untuk menghantarkan amonia ke permukaan. Selain itu RADAR juga menemukan struktur yang mirip dengan gunung api di kebumian di dekat area endapan amonia.

Dalam IAU GA ini, citra inframerah terbaru dari area endapan akan diungkapkan juga. Citra ini memiliki resolusi 10 kali lebih tinggi dari pemetaan saat ini. Citra tersebut akan menunjukkan cryovolcanism telah menyimpan amonia ke permukaan Titan. Tak bisa dipungkiri kalau amonia bersama metana dan nitrogen merupakan komponen peting pada atmosfer Titan dan memiliki kesamaan dengan kondisi linkungan di Bumi saat kehidupan pertma kali muncul.

Pertanyaan menari yang muncul, apakah proses kimiawi di Titan ini mendukung kimia prebiotik di awal evolusi kehidupan di Bumi?

Kondisi kebumian lainnya yang juga terungkap adalah bukit pasir yang terbentuk dari angin dingin serta rantai pegunungan. Rantai pegunungan ini tampatknya terbentuk secara tektonik saat kerak Titan dimampatkan dan menjadi beku. Di Bumi, kerak Bumi terus bergerak dan menghasilkan gempa bumi meretakkan bukit-bukit di planet ini.

Para peneliti Titan berharap mereka akan dapat mengamati titan lebih lama lagi dengan Cassini agar dapat melihat perubahan musim disana. Citra lainnya juga menunjukkan danau yang hampir kering di area kutub selatan, sehingga diperkirakan hidrokarbon di daerah itu tengah mengalami penguapan akibat musim panas. Jika musim berubaha dalam beberapa tahun dan musim panas kembali ke area utara, danau di area tersebut diperkirakan akan mengalami penguapan dan pada akhirnya akan ada genangan di selatan.

Sumber : Langit SeLatan

Sumber : IAU

0 komentar:

Posting Komentar

Setiap manusia pasti punya kekurangan dan kelebihan. Silahkan kasih komentar atau kritikan kamu :) Makasih

 

Nurul's blog Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez